MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENJAWAB ISI DONGENG DENGAN
MENGGUNAKAN BAHASA INDONESIA DENGAN BAIK MELALUI BIMBINGAN DAN LATIHAN DI SDN CINAGARA
02
KECAMATAN
MALANGBONG KABUPATEN GARUT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fungsi utama bahasa adalah sebagai media komunikasi. Kita
menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan
lumpuh tanpa bahasa. “Bahasa adalah media komunikasi antara anggota masyarakat
berupa symbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.” (keraf, 2004:1).
Dengan demikian setiap warga dituntut untuk terampil bebahasa. Bila setiap
warga sudah terampil berbahasa, maka komunikasi antar warga akan berlangsung
dengan baik.
Dalam kurikulum Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah tahun 2011,
siswa diharapkan memiliki kemampuan berbahasa yang meliputi: (a) mendengarkan: memahami
dan memberi tanggapan trhadap gagasan, pendpat pikiran, kritikan dan perasaan
orang lain dalam berbahasa bentuk wacana lisan, (b) berbicara secara efektif dan
efisien untuk mengungkapkan gagasan, pendapat, kritikan, perasaan, dalam
berbagai bentuk kepada berbagai mitra berbicara sesuai dengan tujuan dan
konteks pembicaraan, (c) membaca dan memahami berbagai jenis wacana, baik
secara tersurat maupun tersirat untuk berbagai tujuan, dan (d) menulis secara
efektif fan efisien berbagai jenis karnagan dalam berbagai konteks (Depdiknas,
2011:11).
Pembelajaran yang berhasil ditunjukkan oleh dipahaminya materi
pelajaran oleh siswa, tingkat penguasaan materi pelajaran Bahasa Indonesia di
SDN Cinagara 02 Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut SD, pada semester ganjil
tahun 2011 masih standar, terutama dalam menjawab isi dongeng. Kesulitan yang
sering terlihat pada siswa khususnya dalam menjawab isi dongeng, siswa tidak
bisa memahami isi dongeng sehingga siswa kesulitan menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan isi dongeng, ada juga siswa yang terkadang kurang berani menanyakan
kepada guru walaupun sebenarnya tidak mengerti.
Beberapa kali pemberian tugas pada mata pelajaran Bahasa Indonesoa
dalam menjawab isi dongeng dengan menggunana Bahasa Indonesia yang benarhanya 5
anak dari 23 siswa atau hanya 23% saja, sedangakan 18 siswa yang lainnya atau
masih 77% masih belum menguasai materi.
Selama pembelajaran berlangsung siswa ada yang asyik mendengarkan
dongeng dengan baik, namun tidak ada yang mengajukan pertanyaan bahkan ada juga
siswa yang asyik bermaik sendiri di tempat duduknya.Kondisi seperti itu
menyebabkan rencana pembelajaran yang sudah disusun tidak dapat berjalan dengan
baik, dan tujuan pembealajran tidak dapat tercapai secara maksimal.
Berdasarkan alasan tersebut, peneliti meminta bantuan teman
sejawat untuk mengidentifikasi kekurangan setelah pembelajaran dilaksanakan.
Hasil diskusi dengan teman sejawat ditemukan beberapa masalah yang terjadi
dalam pembelajaran antara lain:
1.
Siswa tidak bisa memahami
isi dongeng, sehingga mengalami kesulitan dalam menjawab isi dongeng.
2.
Siswa kurang berani
mengajukan pertanyaan.
3.
Tingkat penguasaan siswa
dalam memahami Bahasa Indonesia dan mengembangkan kosa kata masih rendah.
Untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran,
penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,
yang menjadi focus perbaikan “Bagaimanakah meningkatkan kemampuan siswa dalam
menjawab isi dongeng dengan menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik melalui
bimbingan dan latihan di SDN Cinagara 02?”
C. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
Tujuan perbaikan pembelajaran yang dilakukan secara umum adalah
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan yang berhubungan
dengan pemahaman isi dongeng.Tujuan khusus perbaikan ini seperti berikut ini.
1.
Menganalisis dampak
penggunaan pendekatan bimbingan dan pemberian tugas serta latihan secara
intensif terhadap kemampuan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan isi
dongeng.
2.
Meningkatkan keterampilan
siswa dalam menjawab isi dongeng.
D. Manfaat Perbaikan
Adapun manfaat yang diharapkan dalam
penelitian ini adalah:
1.
Manfaat penelitian bagi
guru sebagai peneliti
a)
Sebagai pendorong dalam
pengembangan diri untuk selalu berkreasi berinovasi dalam mencari metode
pembelajaran yang baru.
b)
Menambah wawasan tentang
teori dan pengalaman dalam melaksanakan pembelajaran.
c)
Mengetahui kelemahan dalam
pembelajaran yang dilakukan melalui refleksi dan meningkatkan keterampilan
mengajar.
d)
Mengetahui perkembangan
siswa yang dibina.
2.
Manfaat penelitian bagi
sekolah tempat mengadakan penelitian
a)
Sebagai wahana pengembangan
profesi dan menambah wawasan guru yang ada di sekolah itu.
b)
Mengetahui kekurangan dan
kelemahan sarana dan prasarana yang digunakan dalam KBM.
c)
Meningkatkan motivasi
belajar dan prestasi siswa.
d) Menignkatkan mutu pembelajaran khususnya pelajaran Bahasa
Indonesia.
3.
Manfaat penelitian bagi
pendidikan secara umum
a)
Tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara optimal dan meningkatkan mutu pendidikan sesuai harapan.
b)
Meningkatkan kwalitas
pendidikan dan sumber daya manusia kreatif dan inovatif.
c)
Memberi dampak positif
terhadap proses mengajar.
d) Sebagai kontribusi bagi ilmu pendidikan, khususnya dalam metode
pembelajaran bahasa Indonesia.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Belajar
Menurut teori taksonomi Bunyamin S. Bloom mengklasifikasikan
psikologi anak didik menjadi 3 golongan. Pertama kognitif yang berpangkal pada
kecerdasan otak (intelektual) kemampuan tersebut mengembangkan
kreatifitas (daya cipta), Prof. Dr. Fillmore H. Sanford berpendapat
bahwa, manusia berfikir melebihi makhluk yang lain.
Dengan kemampuan tersebut manusia berfikir melabihi kemampuan
makhluk yang lain. Dengan kemampuan tersebut manusia dapat mengalami perubahan
tingkah laku secara sadar dan cepat.Kedua Afektif yang berhubungan dengan
sikap, perasaan, tata nilai, minat dan apresiasi.Ketiga psikomotor menyangkut
keterampilan berbuat sesuatu yang berpusat pada otot atau saraf penggerak (motoris).
Arthur Wrigh Combs, menyarankan agar tujuan proses mengajar yang dirumuskan
dalam kurikulum diarahkan kepada self-actualization (memberi kesempatan kepada
anak didik untuk menyatakan jati dirinya) sebagian pribadi yang memiliki open
their experience yaitu sikap terbuka kepada pengalaman, well informed,
yaitu geng informasi yang terpecaya.
Penelitian tindakan kelas yang digunakan PTK Diagnostik adalah
penelitian yang mengarah pada tindakan langsung yang menuntaskan kelemahan
siswa yang menonjol, dalam hal ini penekanan terhadap pemahaman arti bahasa
yang belum dikuasai. Selain PTK diagnotis juga PTK partisipan yaitu peneliti
terbit langsung dalam pelaksanaan penelitian dalam proses mulai dari awal
sampai akhir, dengan hasil penelitian yang berupa laporan. Dengan demikian,
sejak perencanaan dan mengumpulkan data, lalu menganalisis data serta berakhir
dengan melaporkan hasil penelitian.
Konsep inti PTK yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin ialah dalam
satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu 1) perencanaan (planning),
2) aksi dan tindakan (action), 3) observasi (observing), dan 4)
refleksi (reflecting) (Lewing,1990:65).
Menurut Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara
tersendiri dalam menginterprestasikan dan beradaptasi dengan lingkungan (teori
perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang
disebut schemata yaitu system konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil
pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannnya. Pemahaman dalam obyek
tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep
yang sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep
dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Keuda proses tersebut jika berlangsung
terus menerus akan membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru seimbang.
Dengan cara seperti itu secara bertahap terahadap anak dapat membangun
pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan hal tersebut,
maka perilaku belajar anak sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam
dirinya dan lingkungannya. Kedua hal tersebut tidak mungkin dipisahkan karena
memang proses belajar terjadi dalam kontek interaksi diri anak dengan
lingkungannya.
Juga melalui pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia, dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk
terlibat secara aktif fan kreatif dalam proses pemerolehan bahasa. Selain
menggunakan pendekatan keterampilan proses juga menggunakan pendekatan
komunikatif dengan tujuan membentuk kemampuan komunikatif siswa dalam
penggunaan Bahasa Indonesia dengan benar baik secara lisan ataupun tulisan.
B. Dongeng
Dongeng merupakan cerita yang tidak benar-benar terjadi (Qonita, 2008:170).Biasanya
dongeng dibumbuhi denga hal-hal yang bersifat khayalan, fantastic, bahkan tidak
lepas dari hal-hal yang aneh. Aspek-aspek mengenai isi sebuah dongeng yang
meliputi kemampuan memahami: (a) kosakata, (b) ide pokok, (c) tokoh, dan (d)
latar/setting. “Kata adalah satuan (unsur) bahasa terkecil yang dapat diujarkan
sebagai bentuk yang bebas” (Depdikbud, 1989:395).“Kosakata adalah pebendaharaan
kata” (Depdikbud, 1989:426).Keraf (1989:21) menjelaskan bahwa “kata merupakan
sebuah unit bahasa yang mempunyai arti”, “kosakata adalah banyaknya kata yang
dikuasai seseorang”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kosakata
merupakan kumpulan kata yang dikuasai dan dapat digunakan oleh sesorang. Ide
pokok adalah gagasan pokok (Semi, 2007:86). “Paragraf adalah seperangkat kalimat
yang mengacu kepada satu topic” (Semi, 2007:86). “Ide pokok paragraph adalah gagasan
utama dalam sebuah paragraph” (Nurgiyantoro, 1994:88).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ide pokok
paragraph adalah pokok pikiran yang terdapat dalam sebuah paragaraf. “Tokoh
adalah pelaku dan penderita berbagai peristiwa yang dikisahkan” (Nurgiyantoro,
1994:92).“Tokoh adalah pemegang peran” (Depdikbud, 1989:954).“Penokohan adalah
pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah
cerita” (Nurgiyantoro, 1994:165).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah
pelaku atau pemegang peran dalam sebuah cerita dan penokohan adalah gambaran
tentang orang yang diceritakan. “Latar
atau setting adalah pijakan cerita yang mengarah pada pengertian tempat,
hubungan waktu, dan lingkungan social tempat terjadinya peristiwa-peristiwa
yang
diceritakan” (Nurgiyantoro, 1994:217).“Latar atai setting adalah
keterangan mengenai suatu peristiwa guna melengkapi informasi yang tersiar
sebalumnya” (Depdikbud, 1989:502).Setting atau latar yang dimaksudkan ialah
tempat atau waktu terjadinya peristiwa yang dialami oleh tokoh.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa latar atau setting adalah pijakan cerita yang mengarah pada pengertian
tempat, hubungan waktu, dan lingkungan social tempat terjadinya
peristiwa-peristiwa guna melengkapi informasi yang diceritakan.
C. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Bahasa Indonesia mempunyai kdudukan dan fungsi yang sangat penting
di Negara kita. Pentingnya kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia berdasarkan
butir ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi “Kami putra-putri Indonesia,
menjunjung tinggi bahsa persatuan Bahasa Indonesia”. Sejak Sumpah Pemuda
tanggal 28 Oktober 1928, Bahsa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu telah
diikrarkan menjadi Bahasa Nasional Bangsa Indonesia.
Manusia menyampaikan pikiran, perasaab, dan keinginan kepada orang
lain dengan menggunakan bahasa, untuk memperoleh kesamaan dalam pemahaman
terhadap bahasa, tentunya diperlukan pemakaian bahasa yang benar menurut Hasan
Alwi, dkk (2003:20), Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa yang mengikuti
kaidah yang dibakukab atau yang dianggap baku. Jika bahasa baku atau standar,
baik yang ditetapkan secaia resmi lewat surat keputusan pejabat pemerintah atau
maklumat, maupun yang diterima berdasarkan kesepakatan umum dan yang wujudnya
dapat kita saksikan pada praktik pengajaran bahasa kepada khalayak, maka dapat
denga mudah dibuat pembedaan antara bahasa yang benar dan tidak.
Bahasa merupakan alat yang berdungsi sebagai pengungkap cipta
rasa, dan karsa atas kemauan manusia.Bahasa berperan dalam hubungan manusia
atau dengan manusia lainnya.Oleh karena itu, bahasa kita katakana sebagai alat/
media komunikasi manusia, baiks ecara lisan mauoun tertulis. Begitu pentingnya
peranan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, sehingga perlu adanya
pemahaman yang sama, tentunya penggunaan bahsa Indonesia yang baik dan benar
berarti menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa
Indonesia yang baku, dan sesuai pula dengan situasi kondisi tertentu.
D. Bimbingan dan Latihan
Menurut bahsa kamus bimbingan mempunyai arti petunjuk cara
mengerjakan sesuatu. Dalam proses pembelajaran seorang guru memberikan petunjuk
praktis sebagai pedoman dalam mengerjakan tugas. Sedangkan membimbing
mengandung makna memegang tangan dan menuntun, maksudnya guru selalu
mengarahkan dan memberikan perhatian khusus kepada siswa yang “kurang” sehingga
mereka merasa diperhatikan.
Latihan-latihan yang diberikan oleh guru kepada siswa yang
“kurang” berupa latihan soal pemahaman tentang aspek dongeng, dengan memahami
aspek dongeng secara otomatis mereka dengan mudah menajwab pertanyaan tentang
isi dongeng.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
Perencanaan tindakan kelas adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi denga
tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.
Igak Wardani (2007:115).
Langkah-langkan melakukan penelitian
tindakan kelas. dapat digambarkan sebagai berikut:
SIKLUS I
SIKLUS II
Berdasar Langkah-langkah PTK merupakan daur atau siklus yang terdiri
dari:
1.
Merencanakan perbaikan.
2.
Melaksanakan tindakan
3.
Mengamati
4.
Melakukan refleksi
Keempat tahapan ini merupakan satu
siklus atau daur, oleh karena itu setiap tahap akan berulang kembali. Dengan
tindakan perbaikan pembelajaran dapat meningkatkan kinerja peneliti (guru)
sehingga menjadi professional dan membantu meningkatkan keberanian anak dalam
menjawab isi dongeng.
Untuk mencapai tujuan tersebut perlu
pemberian bimbingan dan latihan yang berkesinambungan dan terus menerus dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya menjawab isi dongeng yang
diperdengarkan.
A. Subjek Penelitian
A.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran
dilaksanakan di kelas III SDN Cinagara 02 Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut
SD. Waktu pelaksanaan pada tanggal 2 September 2011 sampai tanggal 14 september
2011.
A.2 Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang menjadi objek
peneliti adalahBahasaIndonesia kelas III SD dengan Pokok Bahasan mendengarkan
dongeng dan hasil belajar menjelaskan isi dongeng yang telah didengar dan
mengajukan pertanyaan, serta indicator menjawab pertanyaan tentang isi dongeng
(sastra).
A.3 Karakteristik Siswa
Jumlah siswa kelas IIIb SDN Cinagara 02
ada 23 siswa, dengan rincian jumlah lakilaki 15 anak, dan perempuan 8 anak.
Kemampuan daya serap siswa kelas III bervariasi.Bahasa yang digunakan
sehari-hari Bahasa Jawa.Lingkungan sekitar rumah dekat jalan raya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus
Kegiatan perbaikan pembelajaran dilakukan melalui 3 siklus, adapun
hasil penelitian per siklus seperti berikut ini.
Siklus I
Pengamatan yang peneliti lakukan secara
intensif bersama-sama dengan teman sejawat terhadap perolehan hasil belajar
(nilai ulangan harian) siswa selama pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran
siklus 1. Dalam pelaksanaan penelitian pada siklus pertama peneliti pada
rencana perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menjawab isi dongeng/cerita,
cuma membacakan/bercerita tanpa mengulang dangan
Bahasa Jawa, padahal siswa belum banyak
memahami Bahasa Indonesia. Dalam hal ini terlihat dari hasil evaluasi belajar
siswa, ada 3 siswa mencapat nilai 90, 1 siswa mendapat nilai 80, 6 siswa
mendapat nilai 75, 3 siswa mendapat nilai 70, 6 siswa mendapat nulai 65, 3
siswa mendapat nilai 60, 1 siswa lainnya mendapatkan nilai 50, sedangkan
standar ketuntasan minimalnya 75. Artinya ada 10 siswa yang tuntas (43%) masih
kurang dari standar ketuntasan klasikal yaitu sebesar 85%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A.
Kesimpulan
Dengan melakukan perbaikan pembelajaran
yang telah dilaksanakan dapat kita ambil kesimpulan bahwa untuk meningkatkan
penguasaan materi Bahasa Indonesia pada menajwab isi dongeng yang menarik dan
dongeng yang sesuai perkembangan bahasa anak, selain juga penggunaan metode,
dan pendekatan serta bimbingan dan latihan intensif.
B.
Saran dan Tindak Lanjut
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan
khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah ada yang harus
dilakukan guru yaitu penggunaan media yang menarik dan pendekatan yang sesuai dengan
materi sehingga siswa senang dan tidak membosankan selain bimbingan dan
latihan.
Dengan berdasarkan pengalaman dan
melaksanakan PTK, seyogyanya Kelompok Kerja Guru (KKG) pada pertemuan rutin
membahas masalah-masalah dan tugas-tugas mengajarkan dengan demikian bisa tukar
pikiran dan tukar pengalaman.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Djauzak dkk. 1996. Pedoman Pelaksanaan Proses Belajar
Mengajar di Sekolah dasar. Jakarta:Sepsikbud.
Tim FKIP-UT. 2007. Pemantapan Kamampuan Profesional (PKP). Jakarta:
Universitas Terbuka.
Wardani, I.G.K, dkk. 2003. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Winataputra, Udin. S. dkk. 2001. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Zainal, Asmawi. 2004. Tes dan Asesmen di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.